Rabu, 28 Maret 2012

20.Sejarah Terbentuknya Organisasi Budi Utomo Serta Perkembangannya


Sebelum saya menjelaskan tentang sejarah terbentuknya organisasi Budi utomo dan perkembangannya saya akan menjelaskan tentang sejarah awal mulannya terbentuknya suatu organisasi itu.

Organisasi mungkin telah ada sejak ratusan tahun yang lalu, karena ruang lingkup organisasi yang sangat luas, secara tidak sadar semua manusia sejak lahir sudah ikut dalam organisasi, suatu organisasi dapat menjadi fokus sentral kehidupan seseorang atau ia mungkin hanya merupakan pelayannya untuk sementara waktu. Sebuah organisasi mungkin dapat besifat kaku, “dingin”, tanpa kepribadian, atau kadang-kadang dapat menghasilkan hubungan-hubungan luwes dan bermakna bagi para anggotanya.
Untuk sejarah sendiri belum di ketahui secara pasti kapan terbentuknya organisasi, sutau organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan.
Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan hubungan antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi.
Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan logistik besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial dan tekanan dalam studi akademiknya dipusatkan pada penelitian kuantitatif.
Sejak tahun 1980-an, penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima, dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi.

kita hilat pada organisasi terdahulu. apakah pembaca masih ingat organisasi budi utomo pada era sebelum kemerdekaan? inilah sejarah terbentuknya organisasi Budi Utomo tersebut;


Organisasi Budi Utomo (BU) didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh
para mahasiswa STOVIA di Batavia dengan Sutomo sebagai ketuanya.
Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr. Wahidin Sudirohusodo yang
sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk Studiefounds.
Gagasan Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan
beasiswa bagi pelajar yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutnya
studinya. Gagasan itu tidak terwujud, tetapi gagasan itu melahirkan BU. Tujuan
BU adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan. Tujuan tersebut ingin
dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut:

1) memajukan pengajaran;
2) memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan;
3) memajukan teknik dan industri
4) menghidupkan kembali kebudayaan.

Dilihat dari tujuannya, BU bukan merupakan organisasi politik melainkan merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai intinya. Sampai menjelang kongresnya yang pertama di Yogyakarta telah berdiri tujuh cabang BU, yakni di Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo.
Untuk mengonsolidasi diri (dengan dihadiri 7 cabangnya), BU mengadakan kongres yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908. Kongres memutuskan hal-hal sebagai berikut.

1) BU tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik.
2) Kegiatan BU terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan.
3) Ruang gerak BU terbatas pada daerah Jawa dan Madura.
4) Memilih R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sebagai ketua.
5) Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi.

Sampai dengan akhir tahun 1909, telah berdiri 40 cabang BU dengan jumlah anggota mencapai 10.000 orang. Akan tetapi, dengan adanya kongres tersebut tampaknya terjadi pergeseran pimpinan dari generasi muda ke generasi tua. Banyak anggota muda yang menyingkir dari barisan depan, dan anggota BU kebanyakan dari golongan priayi dan pegawai negeri. Dengan demikian, sifat protonasionalisme dari para pemimpin yang tampak pada awal berdirinya BU terdesak ke belakang. Strategi perjuangan BU pada dasarnya bersifat kooperatif.
Mulai tahun 1912 dengan tampilnya Notodirjo sebagai ketua menggantikan R.T. Notokusumo, BU ingin mengejar ketinggalannya. Akan tetapi, hasilnya tidak begitu besar karena pada saat itu telah muncul organisasi-organisasi nasional lainnya, seperti Sarekat Islam (SI) dan Indiche Partij (IP). Namun demikian, BU tetap mempunyai andil dan jasa yang besar dalam sejarah pergerakan nasional, yakni telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia. Itulah sebabnya tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap tahun

Minggu, 25 Maret 2012

19.Teori budaya organisasi

Teori budaya organisasi 


Pengertian Budaya Organisasi

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli :
a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
b. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
c. Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.
d. Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

e. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

Sumber-sumber Budaya Organisasi

Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengaruh umum dari luar yang luas
Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat
Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi


Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Ciri-ciri Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

Tipologi Budaya

Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya organisasi :

1. Akademi
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.
2. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.

3. Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.

4. Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.

18.teori organisasi neoklasik


Teori organisasi neoklasik 

teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik.
Anggapan dasar teori neoklasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.

PERKEMBANGAN TEORI NEOKLASIK

Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yag dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Garder dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.

Hugo Munsterberg

Hugo munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial Efficiency, pada tahun 1913. Munsterberg sangat menghargai hasil kerja pencetus-pencetus manajemen ilmiah seperti Taylot, gilberth, Emerson, Gantt dan lainnya.

Percobaan-percobaan Hawthorne

Permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi (teori neo-klasik) ditandai dengan percobaan-percobaan Hawthorne yang dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932, di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chicago, dan disponsori oleh National Research Council (lembaga riset nasional).

Percobaan pertama dilakukan untuk meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan (cahaya) dalam pekerjaan terhadap produktivitas kerja atau efisiensi para karyawan.

Percobaan kedua dimulai pada bulan April tahun 1927. Percobaan ini melibatkan kelompok kecil pekerja, yang terdiri dari enam orang gadis pekerja pada perakitan listrik.

Bulan Nopember, tahun 1931 percobaan terakhir dimulai. Tujuan observasi ini adalah untuk lebih memahami bagaimana norma-norma yang mengendalikan hasil kerja setiap organisasi dikembangkan oleh kelompok sosial para pekerja atau organisasi informal.


Konstribusi penting studi Howthorne. Penemuan-penemuan Hawthorn, bagaimanapun juga telah menambah dimensi-dimensi baru esensial bagi teori organisasi. Akhirnya percobaan-percobaan Hawthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangar berpengaruh pada organisasi.

Oleh karena itu teori neoklasik mengemukan perlunya:
1.Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
2.perluasan kerja(job enlargement)sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
3.Management bottom-up yang member kesempatan kepada para junior untuk berpasitipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
Proses-proses scalar dan fungsional
            Proses scalar dan fungsional menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawab,
Struktur organisasi
Teori neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran internal diantara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda.
Rentang kendali
            Neoklasik menyatakan bahwa rentang kendali atau rasio atasan-bawahan adalah tidak selalu 1:8 dan sebagainya,dimana neoklasik mengusulkan pengawasan bebas demokratis,sedang klasik memilih pengawasan ketat.
PANDANGAN NEOKLASIK TERHADAP ORGANISASI INFORMAL

   Titik tekanan teori neoklasik adalah pada dua elemen pook dalam organisasi,organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia-kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain.

17.pengertian teori organisasi dan unsur-unsurnya



PENGERTIAN TEORI ORGANISASI DAN UNSUR-UNSURNYA

Pengertian Teori Organisasi dan Unsur-unsurnya
Organisasi (dalam bahasa Yunani: ὄργανον, organon – alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi ). Organisasi dapat terbentuk karena adanya visi dan misi serta tujuan yang sama sekelompok orang tehadap masyarakat.
Menurut beberapa ahli, organisasi didefinisikan sebagai berikut :
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Menurut Nancy Dixon (1994) “Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan organisasi”.
Menurut Peter Senge (1990) “Organisasi di mana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama”.
Menurut Diana Siregar (ITB) ”Organisasi belajar adalah organisasi yang mampu melaksanakan proses transformasi pengetahuan secara siklikal-berkelanjutan, dari pengetahuan pekerja sebagai hasil belajar mandiri menjadi pengetahuan organisasi sebagai hasil belajar organisasional, untuk menumbuh kembangkan modal organisasi”.
Formal
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak SD dan lain-lain.

Ciri-ciri Organisasi, antara lain :
a. Ciri Organisasi
Adanya tujuan yang sama.
Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.
Adanya kerjasama.
Adanya sarana.
Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati.
b. Ciri Organisasi modern
Adanya prinsip atau azas organisasi
Kecenderungan spesialisasi
Unsur-unsur organisasi lengkap
penggunaan staf lebih intensif
Pengolahan data semakin cepat
Organisasi bertambah besar
Kalau kita memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian organisasi maka dapatlah di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang unutk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaiman cara bekerja sama tersebut akan dilaksankan. Pengertian tempat di sini dalam ari yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupaka proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sam atersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi,mempunayi kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak hubngan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cendrung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik.


Unsur-unsur Organisasi
Manusia (MAN), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
Kerjasama, merupakan suatu perbuatan saling membantu atau gotong royong dalam melakukan sesuatu yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
Tujuan bersama, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
Peralatan (Equipment), terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi termasuk dalam unsur lingkungan.
Kekayaan Alam
Kerangka/Konstruksi Mental Organisasi

sumber : - http://efratmetal777.blogspot.com/2010/10/ciri-ciri-unsur-dan-teori-organisasi.html
              - http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081022085921AA2O8so
              - http://massofa.wordpress.com/2008/11/28/unsur-unsur-dan-bentuk-organisasi/
              - http://dhiedotorg.wordpress.com/2011/09/25/pengertian-definisi-arti-organisasi-dan-unsur unsurnya/
              - http://ye2couple.wordpress.com/2011/09/23/pengertian-teori-organisasi-dan-unsur-unsurnya/

16.fungsi satuan organisasi dan metode


Fungsi  satuan organisasi dan metode

Pengertian organisasi dan metode (secara lengkap) adalah rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Dari pengertian tersebut terkandung beberapa maksud yaitu :

1.Organisasi dan metode merupakan kunci atau syarat pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya,

2.Organisasi dan metode penting bagi kegiatan manajemen,

1.Organisasi dan metode dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia, dan

2.Organisasi dan metode berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuan.

Dari uraian di atas terlihat jelas betapa eratnya hubungan antara manajemen, organisasi dan metode, bahkan sepertinya dapat dikatakan bahwa organisasi dan metode merupakan salah satu bidang pengkhususan dari manajemen.

Manajemen pada hakekatnya merupakan proses kegiatan seorang pimpinan (manager) yang harus dilakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang rasional maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain dan waktu yang tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya.

15.hubungan timbal balik antara manajemen,organisasi dan tata kerja



HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MANAJEMEN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA

Manajemen merupakan proses kegiatan seorang pimpinan (manajer) yang harus dilakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang rasional maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain, waktu yang tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya.
Pengertian dari organisasi adalah satu jenis wadah  di masyarakat yang dibuat bersama oleh beberapa orang dengan tujuan dapat memperoleh efisiensi kerja tertentu semaksimal mungkin.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Yang dapat di lihat arti dari gabungan kedua kata tersebut adalah adanya hubungan timbal balik antara kegiatan, kerjasama di satu pihak dengan tujuan di pihak lain. Dan untuk mencapai tujuan maksimal dibutuhkan tenaga besar maka di bentuklah suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerja sama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsidari organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan .
tata kerja bisa di sebut juga metode adalah satu cara bagaimana  agar kita dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara tepat sehingga proses kegiatan manajemen pun dapat di laksanakan dengan tepat.
Oleh karna itu dapat di katakan hubungan antara manajemen dan tata kerja seperti berikut: Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan  pendayagunaan sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya suatu tujuan. Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber yang ada dan waktu yang tersedia.
Hubungan antara manajemen,organisasi dan tata kerja
      Manajemen : proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia satu sama lain
      Organisasi : alat bagi pencapaian tujuan dan alat bagi pengelompokkan kerja sama.
      Tata Kerja : pola cara-cara bagaimana kegiatan kerja sama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
Hubungan dari ketiga kata tersebut adalah sama-sama mengarah pada keinginan mencapai suatu tujuan.

14.teori organisasi modern



TEORI ORGANISASI MODERN

Teori organisasi modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sitem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu system terbuka yang harus, bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.

Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang sisiplin limu pengetahuan. Interaksi dinamis antar proses-proses, bagian-bagian dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain, dan dengan lingkungan, merupakan inti pembahasan teori modern.

DASAR PEMIKIRAN TEORI ORGANSASI MODERN

Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, walaupun beberapa tulisan telah di buat sebelumnya.
Teori modern dalam banyak hal mendasar berbeda dengan teori klasik..

Pertama : teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi.
Teori modern, dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
Kedua : ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertical. Teori neoklasik, sebenarnya bukan teori, mengubah teori klasik dengan menekankan pentingnya aspek perilaku manusia dalam organisasi.

Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dengan konsep-konsep yang lebih maju.
Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sengat kompleks, dinamis, multilevel, multidimentional, multivariable, dan probabilistik.
Sebagai suatu system, organisasi terdiri atas 3 unsur :
(1) unsure strukturyang bersifat makro (2) unsure proses yang juga bersifat makro dan (3) unsur prilaku naggota organisasi yang bersifat mikro.

Teori Sistem Umum

Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal.
Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titik awal.




Ada beberapa tingkatan sistem yang harus diintegrasikan.
Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat sistem sebagai berikut :

struktur static
sistem dinamik sederhana
sistem sibernetik
sistem terbuka
sistem genetika social
sistem hewani
sistem manusiawi
sistem transdental

Konsep sistem ini menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori organisasi modern.
Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori sistem umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi. Perbedaannya hanya terletak pada tingkatan yang dicakup dalam bahasanya. Teori sistem umum membicarakan setiap tingkatan sistem, sedangkan teori organisasi modern memusatkan diri terutama pada tingkat organisasi manusia.
Kedua teori ini, teori organisasi modern dan teori sistem umum, mempelajari :

bagian-bagian dalam keseluruhan dan pergerakana individu di dalam dan di luar sistem.
interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem.
interaksi di antara individu-individu dalam sistem.
masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.


PENDEKATAN-PENDEKATAN MANAJEMEN

Berikut ini sebagai rnagkuman akan di bahas pendekatan-pendekatan manajemen, yaitu pendekatan-pendekatan proses, perilaku, kuantitatif, sistem dan situasional.

Pendekatan Proses

Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional, atau klasik.
Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen.
Dalam bukunya yang berjudul The Elements of Administration, Lyndall Urwick menyebutkan dua puluh sembilan prinsip, sedangkan Fayol mengemukakan empat belas prinsip. Prinsip-prinsip ini dinyatakan kedua tokoh ini hamper mencakup semua prinsip pendekatan klasik.
Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah : (1) kesatuan perintah, (2) persamaan wewenang dan tanggung jawab (3) rentang kendali yang terbatas (4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin.

Pendekatan Keperilakuan

Pendekatan keperilakuan muncul karena terhadap pendekatan klasik. Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi, mengemukakan bahwa pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja, Karena mengabaikan factor prilaku masing-masing individu yang berbeda-beda dalam organisasi. Pendekatan keperilakuan menekankan pentingnya kooperasi dan moral karyawan.

Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif sering dinyatakan dengan istilah management science atau opertions research (OR). Pendekatan ini terutam memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitatif.
Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dapat dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis, dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metoda kuantitatif untuk memperoleh hasil optimum. Pendekatan ini menganalisa masalah menajemen secara logic dan mengembangkan berbagai alternative keputusan pemecahannya.

Pendekatan Sistem

Merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori sistem umum atau analisis sistem. Pendekatan sistem terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas.

Pendekatan Situasional (Contingency)

Pendekatan Situasional muncul Karen ketidak puasan atas tanggapan keuniversalan dan kebutuhan memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Pendekatan ini menggunakan hubungan-hubungan fungsional “bila- maka” (if – then). Dimana “bila” menunjukkan variable-variabel lingkungan dan “maka” terdiri atas konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, yang mengarahkan ke pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga komponen pokok dalam kerangka konseptual untuk pendekatan situasional : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen dan hubungan kontingensi antara keduanya.

13.Teori organisasi klasik


TEORI ORGANISASI KLASIK

Konsep-konsep tentang organisasi telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep-konsep ini sekarang di kenal sebagai teori lasik (classical theory) atau kadang-kadang di sebut juga teori tradisional.
Para teoritis klasik menekankan pentingnya “rantai perintah” dan penggunaaan disiplin, aturan dan supervise ketet untuk merubah organisasi-organisasi agar beroprasi lebih efisien. Teori klasik memberikan petunjuk “mekanistik” structural yang kaku, bukan kreativitas.

Teori klasik berkembang dalam tiga aliran : birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah. Ketiga aliran ini di bangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan semuanya berkembang sekitar tahun 1900-1950.

TEORI BIROKRASI

Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya : The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Menurut Weber bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah bentuk organisasi yang paling efisien.

Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :

Pembagian kerja yang jelas.
Hirarki wewenang yang di rumuskan secara baik.
Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.
Sistem prosedur bagi pananganan situasi kerja.
Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.
Hubungan-hubungan antar pribadi yang bersifat “impersonal”.

Jadi, birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.

TEORI ADMINISTRASI

Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori administrasi berkembang sejak tahun 1900. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serata Mooney dan Reiley di Amerika.


Henri Fayol

Henri Fayol (1841-1925), seorang indrustrialis dari Perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generale (administrasi industri dan umun).

Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan indrustial dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok :

Kegiatan-kegiatan teknikal
Kegiatan-kegiatan komersial
Kegiatan-kegiatan financial.
Kegiatan-kegiatan keamanan.
Kegiatan-kegiatan akuntansi.
Kegiatan-kegiatan manajerial.

 Fayol mengemukakan dan membahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi.
Prinsip-prinsip dari fuyol tersebut, sebagai berikut :

Pembagian kerja.
Wewenang dan tanggung jawab.
Disiplin.
Kesatuan perintah.
Kesatuan pengarahan.
Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
Balas jasa.
Sentralisasi.
Rantai scalar.
Aturan.
Keadilan.
Kelanggengan personalia.
Inisiatif.
Semangat korps.

URWICK DAN GULICK : MOONEY DAN REILLY

A Technical Problem dan The Function of Administrasion. Kedua makalah ini kemudian dimuat dalam buku kumpulan makalah tentang organisasi, Papers on the Science of Administration.

Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerjam koordinasi, penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan, proses, personalia, dan tempat” dan penggunaan staff.
Di Amerika Serikat, James D. Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka, Onward Industry.
Mereka menekankan tiga prinsip organisasi yag mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga konsep tersebut adalah :

Prinsip koordinasi.
Prinsip scalar.
Prinsip fungsional.

 MANAJEMEN ILMIAH

Manajemen ilmiah (Scientific Manajement), dikembangkan mulai sekitar tahun 1900, oleh Frederick Winslow Taylor, telah dipergunakan cukup luas.
Taylor mencoba mengembangkan metode kerja yang lebih efisien dengan mengadakan pendekatan ilmiah terhadap masalah-masalah manajemen.
Sebagai hasilnya dia mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :

Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengna berbagai metoda yg dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi.
Dikembangkan semangat dan mental para karyawan.

 Secara ringkas, Taylor mengindetifikasikan karakteristik manajemen ilmiah :

Science not rule of thumb
Harmony, not discord.
Coorperation, not individualism
Maximum output, in place of rentricted output.
The development of each man to his greatest efficiency and prosperity.

 TEORI KLASIK : ANATOMI ORGANISASI FORMAL

Teori organisasi klasik hamper sepenuhnya menguraikan anatomi formal. Hal ini tercantum dalam teori-teori di muka yang dikemukakan oleh para penulis terkenal, antara lain seperti weber, Fayol, Taylor, dll.


Definisi Organisasi Formal

Empat Unsur pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam leteratur- leteratur manajemen adalah :

Sistem kegiatan terkoordinasi.
Kelompok orang.
Kerjasama untuk mencapai tujuan.


Organisasi formal adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.

Dasar-dasar organisasi menurut teori klasik

Adanya suatu organisasi atau koordinasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan kegiatan” itu mungkin terjadi. Kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut:

Kekuasaan
Saling melayani
Doktrin
Disiplin

Tiang dasar teori organisasi formal

Pembagian kerja.
Proses scalar dan fungsional
Struktur
Rentang kendali (span of control)